Di dalam industri makanan, ada dua metode pengemasan yang populer, pertama ialah kemasan makanan menggembung dan kemasan yang vakum atau kisut.
Jika berbelanja ke supermarket ataupun minimarket, maka akan sering menemukan kemasan menggelembung yang digunakan pada produk cemilan ringan. Alasan menggembungnya bungkus makanan ringan ini, karena disi dengan gas Nitrogen ($N_2$).
Yap! Mari kita mulai pembahasannya!
Alasan Penggunaan Gas Nitrogen
Pengisian dengan gas Nitrogen ini memiliki beberapa alasan*:
- Agar bentuk makanannya tidak remek/hancur saat proses transportasi.
- Agar makanannya tidak menyerap uap air di udara sehingga tidak melempem.
- Agar makanannya tidak bereaksi dengan Oksigen sehingga rasanya tidak berubah
Jika Kemasan Vakum
Jika yang digunakan ialah kemasan vakum atau kisut, maka produk makanan akan hancur saat proses pengemasan maupun dalam transportasi. Jenis kemasan kisut ini, lebih cocok digunakan untuk makanan yang masih mengandung air, seperti produk daging, ikan, ataupun sayuran seperti rebung (tunas bambu).

Bayangkan saja kalau keripik kentang divakum dengan tekanan tinggi, tentu bentuknya tidak akan menarik lagi untuk dimakan.
Jika Menggunakan Gas Oksigen
Jika kemasan makanan menggembung itu diisi dengan gas oksigen, maka senyawa oksigen tersebut akan bereaksi dengan makanan sehingga merubah sifat, rasa atau warna dari makanan tersebut. Persis seperti berubahnya warna apel, pisang dan buahan karena teroksidasi oksigen yang terdapat di udara.
Oksigen merupakan bahan kimia yang sangat reaktif, oleh karena itu kemungkinan bereaksinya dengan makanan akan sangat tinggi. Selain itu, gas oksigen juga harganya sangat mahal, tidak ekonomis.
Jika Diisi Udara
Jika kemasan makanan menggembung tersebut diisi dengan udara maka makanan tersebut akan bereaksi dengan oksigen yang terkandung di udara dan teroksidasi dan juga akan menyerap uap air yang ada di udara kemudian melempem / lembab.
Hal ini bisa terjadi jika melihat bahwa kandungan dari udara ialah gas nitrogen $N_2 = 78%$, gas oksigen $O_2 = 21%$, uap air $H_2O = 0.4%$ dan sisanya ialah gas lain
Oleh karena beberapa alasan itulah maka digunakan gas Nitrogen yang innert, tidak akan terjadi reaksi apa-apa dengan makanan, tidak membuat makanan ringan menjadi lembab/melempem dan juga tidak rusak (teroksidasi).
Apakah Penggunaan Gas Nitrogen untuk Snack Berbahaya?
Berdasarkan hasil berbagai studi, penggunaan gas nitrogen untuk snack mampu meningkatkan keawetan makanan. Artinya sesuai dengan tujuan penggunaan gas Nitrogen sebagai gas innert yang tidak bereaksi dengan makanan, gas nitrogen mampu membuat makanan tetap dalam keadaan seperti mulanya**.
Artinya, penambahan gas nitrogen untuk snack tidak memiliki dampak kesehatan yang berbahaya.
Nitrogen ada di udara dan bersifat innert. Jadi jika makanan membuat gangguan kesehatan, itu bukan karena penambahan gas nitrogen, melainkan mungkin dalam proses memasak ataupun produksinya.
Sumber Pustaka
- *Benefit of Nitrogen for Flushing | https://www.mvsengg.com
- **The impact of nitrogen gas flushing on the stability of seasonings | DOI: 10.1039/C8FO00817E
Walah, gitu toh kegunaan kemasan jajan mengembung.
Dari dulu saya mengira, tujuannya agar isi jajannya tidak terlalu banyak. Biar banyak untungnya gitu. Hehehe